Mengapa Soekarno
Sepertinya nama itu sakral
walaupun ejaan telah di sesuaikan oleh negara namun hampir tidak pernah saya
menemukan penulisan nama mantan RI1 itu menjadi “Sukarno”, 80% riset saya
banyak yang masih menulis dengan kata Soekarno”, entahlah.
Namun mengapa harus Soekarno kala
itu, mengapa bukan Hatta atau bukan si Jono si Arif si Bambang dan lainnya,
yang memegang posisi Nomer wahid negeri ini kala itu. Saya percaya 1000 dari
kalian gak ada yang tahu akan hal itu, mulai dari siapa yang memilih &
alasan di pilih. Mengapa kala itu harus Soekarno, adakah unsur nepotisme
disini, patut di pertanyakan. Nilai suatu sejarah itu berharga, bukan dalam
artian sok memikirkan hal yang sudah lewat. Kita coba ambil hikmahnya semisal
apa yang terjadi sekarang bisa jadi berawal dan terinspirasi dari yang dulu,
tergantung benar & tidaknya kesemua nilai-nilai sejarah tersebut.
Saya bukan terlalu peduli terhadap
politik dan juga ingin tahu sekali akan instrumental politik. 60% mengalir di
naluri saya bahwa saya najis dengan keberadaan politik luar maupun dalam negeri
ini. Pertanyaan ini hanya sepintas mengalir di benak, sebagai warga negara yang
baik patutnya mengerti sedikit akan politik agar tidak terpolitikan yang
cenderung semu. Pesan moralnya adalah Keingintahuan seseorang lebih baik
ketimbang ketidakpedulian seseorang terhadap sesuatu. Suatu proses pendewasaan
pembelajaran yang tanpa hasil lebih baik di lihat dari segi nilai usaha
seseorang tersebut.
baru sempet nulis sekarang, saya mendapat jawaban dari seorang kawan mengenai ejaan. jadi untuk seputar ejaan "OE" menjadi "U", dalam penulisan nama seseorang itu memang lazim atau sah-sah saja, walau sudah ada standar ejaan baru, namun pada penulisan nama seseorang, hal itu tidak dapat merubah ejaan tersebut, sebagaimana yang sudah tertulis di akte tentang penulisan Nama seseorang untuk pertama kalinya.
BalasHapusuntuk "mengapa harus Soekarno" mungkin saya memang belum terlalu banyak pustaka tuk mengetahui alasan2 tersebut, yang jelas ada jawabannya.