Tanpa menyebut merk akankah kebohongan itu terus muncul,
terus menghiasi sampul packaging produk, terus membohongi publik demi meraup
keuntungan semata. Ane masih berfikir demikian walau tanpa riset yang
benar-benar pasti (mohon untuk yang lebih tau agar melayangkan komentarnya dan
bersedia meralat thread ini). Ane masih ingat gan ada beberapa kalimat dari
para orangtua dan tetangga yang melarang ane untuk banyak-banyak makan saos
ketika hendak membeli Bakso, lebih baik ane menuangkan sambal ulek katanya lebih
ori (padahal ga tau jg itu sambel ulek di ulek dari minggu kapan abis warnanya
horror gitu ahahaha)…WTF lah. Alasannya katanya “tau nggak” itu saos kan cara
bikinnya gak karuan, 1 botol itu gak murni lah kalo cabe semua, katanya ada
campuran ubi/ pepaya, yang mungkin jg buah2 tersebut dah gak layak konsumsi,
makanya kelar makan kan ente pada mules. bayangin aja kalo 1 botol itu cabe
semua bisa rugi produsennya dengan harga cabe yang lumayan mahal sedangkan 1
botol saus itu bisa murah. Belum lg warna nya yang memikat terkadang gak sesuai
sama warna cabe itu sendiri, dan cara pembuatannya yang mirip eksekusi
pembantaian yakuza ahaha main injek main pukul + fermentasi keringat-keringat
yang bertetesan dari sang algojo. Oooouuggghhh
this is food man!!!!, no colosseum activity ahahaaahaaa. Dan masih gak ngerti setelah gue melihat ingredients
dalam kemasan produk tersebut yang ada tertera seperti:
*Cabai, Bawang putih, gula, garam, pati termodifikasi, cuka,
pengawet natrium benzoat, natrium metabisulfit, mononatrium glutamat, inosinat
guanilat
Hellllllooooowww….. Secara,
orang kampung mana peduli sama tulisan berbahasa barat tersebut, ini untuk
keren-kerenan atau untuk mengkomuflase memanipulasi keadaan/ menutupi
kebohongan. Ane berfikir kok gak ada tulisan Ubi atau pepaya yah… kata nyokap
saya: ya konsumen bisa berkurang donk, ahahaaaahaaa
elegi turun temurun….