Senin, 07 April 2014

Iseng malah di Isengin (pay4shares.com)


ini ada sedikit cerita yang gue mau share tentang website "PAY4SHARES.COM" yang kemungkinan web ini ngablu, mengiming2kan hadiah dengan mempromosikan "link" ke manapun lewat media yang kita miliki, waspadalah, yak walaupun mungkin memang gak banyak yang di rugikan, cuma kalo harapan lo kandas kan nyebelin juga... and gue udah nulis beberapa poin absurd mengenai web ini, check this out:
1. hari ini udah ada 8 visitor, pas login lg td jam 1 siang ngapa jd 1 visitor.. what the hell???
2. (itu yg gue kasih tanda merah) bertuliskan "Payment schedule:For 300$: Payment will be processed with in 30 days. [ For 500$ or Greater: Same day Process ]" Diagnosa gue ini web sumpah ngablu, masa baru di proces setelah 30 hari, lah katanya kalo ga login 30 hari ilang duit gue, aseli kacooo nih web, gue rasa pas udh 30hari, gue disuruh nunggu 30 hari lg, n pd masa2 itu gue terus promoin ini web, helllooowww... 
3. Gue pikir ini promo web berhadiah knp gak di coba, sementara akun paypal gue jg udah aktif yekan, tp mesti di teliti dulu sih sebelum share akun paypal/rekening pribadi gue, iye pas gue share rekening sebelumnya gue kosongin aman gak kesedot saldonya, nah bulan berikutnya gimanaaaaa??? kalo kemungkinan gue ada saldo, mampuslah gue...
4. gue sih sementara ini gak dirugikan, cm pgn tau sebates mana kiprah web ini, ternyata udh tau skrg, yasudah hhe...



Jumat, 17 Januari 2014

Branding Diri

2014 ini mengharuskan gue untuk lebih dewasa dalam melangkahkan kaki dan menggunakan akal dan pikiran. Dalam kehidupan bersosialisasi dan berbisnis tentunya. Mundur beberapa fase ke belakang ada suatu hal yang gue alami dalam bersosialisasi, tepatnya dalam masa-masa duduk di bangku kuliah. Sebagai mahasiswa yang mengenyam pendidikan di kampus yang notabene ilmu komunikasi dan di dominasi oleh khayalayak kreatif pula. Sudah seperti pernikahan antara kreatifitas seni dengan memperlihatkan kemasan atau tampilan para pelakunya atau civitas seni tepatnya, itu terlihat lebih unik dan beda dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Orang – orang kreatif saking kreatifnya kadang dalam berpenampilan selalu ingin tampil beda, entah memang sekedar bergaya atau memang sudah nalurinya. Dari mulai berdandan ala gothic, punks, sampai terlihat “alay” ( baca: norak ) itu ada di kampus gue. Gue adalah salah satu diantara mereka yang “ikut-ikutan”, mungkin faktor senior yang lebih dulu mempraktekan hal demikian, sisanya adalah memang bawaan lahir gue sudah seperti itu. Mulailah gue dari memakai gelang yang jumlahnya ratusan, tindikan di sekitar area muka serta tshirt dan pernak – pernik lainnya yang didominasi warna hitam dan beraksen horror tentunya yang sedang tren saat itu, jadi jikalau elu-elu yang lihat foto gue jaman sekarang jangan bilang itu norak, karena yang melekat di badan gue ya saat itu yang sedang tren. Karena agak bosan dengan panggilan gue yang terlalu singkat dan gampang di cela, mulailah gue berfikir untuk mengganti nama tersebut di area yang baru buat gue alasannya mumpung belum banyak yang kenal gue juga haha. Sempat bingung apa nama yang keren dan agak matching dengan muka yang standar ini. 1-3 hari belum terpikirkan juga nama apa yang mau gue pakai. Sampai pada saatnya di saat gue mendengarkan walkman yang saat itu elu harus juga membawa kasetnya ( ribet banget kan haha ). Kaset yang gue bawa waktu itu adalah “imanez” seorang penyanyi reggae lokal. Tanpa sengaja terbesit nama itu pas ada teman yang mengajak berkenalan, dan jadilah nama gue “imanezze”. Seiring berjalannya waktu banyaklah kenalan, bertambahlah teman, dan gue mengumpulkan kalau gak salah ada 5 orang yang berakhiran nama “nez” yaitu ada Banes, Ones, Bones, Yones dan gue Imanez. Kita akrab dan kadang main bersama. Kebayang pas kita di panggil itu jelas nengok semua. Gue berfikir dunia kok jadi freak gini... repot dimana elu jadi harus bad mood jikalau nengok dan ternyata bukan elu yang di panggil, itu sungguh menjengkelkan. Belum lagi dengan panggilan yang sangat bising atau berasa aneh dikuping gue. Mayoritas memanggil gue dengan sebutan “Manes” tanpa menggunakan “i”, what the hell. Buat gue nama gue kok menjadi semakin konyol. Manes buat gue seperti makanan murahan dengan packaging berdesain norak. Ada juga yang memanggil dengan sebutan “Iman” disamping iman gue yang berasa kurang, nama Iman terlalu berat dan berkesan gue dari udik banget (waaahh Dosa deh gue). Nama itu terpaksa terpakai sebagai username di berbagai media seperti Twitter, Kaskus, Facebook, Foursquare, Blackberry Messenger, Wasap, Line, Ymail, Gmail, Behance, Deviant art, Flickr, Pinterest, Soundcloud, Blogspot, & Friendster. Akhirnya sampai sekarang panggilan itu masih ada dan tetap ada entah sampai kapan, nama yang terlahir tanpa brainstorming, tanpa istikharah, tanpa pemikiran yang panjang, tanpa persetujuan minimal teman, nama busuk yang pernah gue pakai (menurut gue).
Dewasa ini mulailah gue berfikir untuk melegalkan username gue kearah yang lebih positif, dalam hal berbisnis misalnya. Mungkin kembali kepanggilan awal gue yang melekat dari jaman SD yaitu “BeQ”. Jadi mulai saat ini gue mau memampuskan Imanez, Manes, Nezzq. Harap menjadi maklum adanya. Sebagai langkah awal akun twitter gue berubah dari @NezzQ menjadi @B_e_Q. Thanks for read...